Mantap Berbisnis di Masa Pandemi ala Joe, The Tomorrow People

Pandemi tak menjadi batu sandungan bagi milenial super satu ini untuk memulai bisnisnya. Semua memang bermula dari iseng belaka. Joe Y Kusnadi, suatu hari menerima permintaan temannya untuk menitip-jualkan barang-barang branded. Joe tak yakin bisa menjual satu jenis barang branded yang tergolong langka tersebut (rare). Ia berusaha mencari teman terdekatnya yang tertarik pada barang itu. Tak disangka, barang tersebut laku. Joe kecipratan untung yang lumayan.

Hal ini membuat Joe makin bersemangat menggeluti bisnis ini. Ia makin dipercaya menjadi sosok yang tepat bagi kenalannya menitip jualkan barang-barang seperti tas, baju, sepatu, hingga aksesori wanita. Belakangan, Joe juga memasarkan produk homeware yang branded. Produk-produk itu, kata Joe, banyak dicari dan ada pasarnya sendiri. Pada sebuah waktu, Joe memutuskan tempat tinggal untuk dirinya. Joe memang butuh tempat tinggal dengan lokasi strategis. Tapi, bicara strategis, pasti selalu identik dengan tengah kota yang bising. Sementara, Joe butuh tempat yang tenang, namun tetap strategis.

Hal lainnya, Joe sangat mempertimbangkan keamanan. Kebutuhan Joe ini tidak hanya terjawab setelah ia memutuskan jadi salah satu pemilik unit di Permata Hijau Suites. Tapi, juga membantu dirinya mewujudkan satu hal besar dalam hidupnya. Berbisnis. Joe menyebut bisnis yang dilakukannya dengan konsep garage sale. Ide ini terinspirasi dari pengalaman warga di luar negeri yang bisa menjual barang-barang pribadi di garasi rumah sendiri. Konsep garage sale ini kemudian diadopsi Joe untuk mewadahi barang-barang yang selama ini dititip-jualkan kepadanya. “Kenapa aku usung garage sale, biar homey. Biar nggak terkesan wah, jadi welcome buat semuanya datang,” sebut Joe saat ditemani Ruby Herman berkeliling di galerinya. Di galeri garage sale Joe, ter-display barangbarang preloved yang sebagian besar milik temannya. Ada tas, aksesori seperti dompet, kalung, dan gelang.

Ada juga beberapa barang titipan selebriti ibu kota. Bahkan, sampai sebuah saksofon ikut dijual di event kali ini. Sebelum barang-barang ini dijual, sudah melewati screening terlebih dulu sebelum masuk galeri atau dijual pada event. Joe memastikan kondisinya baik dan layak jual. Itu cara yang ia lakukan demi menjamin produk jualannya. Uniknya, Joe tidak hanya melayani mereka yang tertarik pada barang-barang preloved yang ditawarkan, melainkan juga menerima jasa mencarikan barang-barang tertentu yang susah didapat. Sudah tak heran lagi, barang-barang branded yang diproduksi terbatas akan jadi barang langka di suatu hari sehingga sulit didapat.

Peluang inilah yang dimanfaatkan Joe untuk membuka jasa mencarikan barang branded yang rare. Kenapa ini menjadi sangat berarti bagi Joe, karena ini adalah pengalaman pertamanya menggelar sebuah event garage sale yang dikelola sendiri. Lebih istimewanya lagi, ia memberanikan diri membuat event pertama di lingkungan tempat tinggalnya sendiri, Permata Hijau Suites di saat pandemi. Karena biasanya Joe hanya menggunakan sistem titip jual saat ada acara di mal. Di masa depan, Joe ingin garage sale miliknya bisa jadi event yang lebih besar dengan menawarkan lebih beragam barang. Apalagi bila pandemi tak lagi melanda, Joe juga ingin lebih banyak orang bisa datang ke event-nya tersebut. Untuk bisa mewujudkan keinginannya itu, Joe terus berpegang teguh pada prinsip suksesnya; rajin, pantang menyerah, dan selalu jujur. Keep your dream alive, Joe! (DP)