7 kriteria memilih apartemen di jakarta

Untuk seseorang yang tinggal di pinggiran kota seperti saya, menempuh perjalanan panjang setiap hari ke tengah kota itu sudah biasa, mengikuti manusia-manusia yang juga setiap matahari menampakkan sinarnya ikut bergerak ke arah utara. Kadang-kadang dalam kereta, kadang-kadang di balik kemudi, dan setiap hari kembali lagi di pinggiran untuk beristirahat, dan mengulang rutinitas lagi setiap hari.

Dulu saya juga pernah punya pikiran, nggak mau tinggal di Jakarta karena berasa nggak ganti hari. Agak wajar karena waktu itu saya sempat tinggal di sebuah kost di Jakarta Utara yang panasnya kebangeten baik siang atau malam kayaknya pengen ngendon saja di bawah AC, beristirahat di ruangan yang hanya sepertiga kamar saya di Depok.

Tapi setiap kali berjalan-jalan ke arah Kebayoran (walaupun saya sering nyasar), saya selalu jatuh cinta dengan rerimbun pepohonannya, sembari berpikir kapan kiranya bisa punya rumah di situ, walau sepertinya nggak mungkin meskipun presidennya berganti setahun tiga kali. Kemungkinan yang lebih wajar adalah punya klien di daerah situlah. Kemudian berpikir-pikir lagi, apakah benar aku kepingin punya rumah yang besar (dan mahal) di Jakarta? Sanggup enggak nyapuin daun-daunnya?

Ketika usia makin bertambah, makin terasalah bahwa badan nggak bisa dipaksakan untuk melakukan perjalanan setiap hari ke tengah kota, dan keinginan untuk beristirahat di lokasi yang cukup terjangkau pun menjadi pilihan. Karena kalau terus-terusan menempuh perjalanan jauh, maka bukan tidak mungkin “tua di jalan” itu menjadi nyata.

Beberapa kali mendesain interior apartemen di berbagai tempat membuatku berpikir untuk mencoba tinggal di tipe hunian vertikal seperti ini. Memang banyak hal yang menjadi pertimbangan untuk memilih. Yang paling utama adalah lokasi, karena hal ini yang seringkali menjadi alasan pemilihan apartemen. Selain lokasi, apa lagi sih yang harus diperhatikan untuk memilih apartemen?

Aksesibilitas

Walaupun secara lokasi sudah cukup di pusat kota dan kebanyakan penghuninya punya kendaraan pribadi, apartemen yang banyak diminati adalah yang punya aksesibilitas terhadap transportasi umum dengan cukup mudah. Dekat dengan stasiun atau halte transjakarta atau stasiun MRT menjadi keunggulan bagi penghuni yang hobi menggunakan transportasi publik untuk menunjang mobilitas sehari-harinya.

Luas Unit

Apartemen yang memiliki beberapa tipe luasan hunian mempermudah calon penghuni untuk memilih luasan yang dibutuhkan. Mungkin juga dengan kebutuhan ruang yang kelak akan meningkat membuat penghuni bisa tahu bagaimana mengembangkan unitnya kelak, atau bisa berpindah nanti pada lokasi yang sama. Luas sesuai kebutuhan inilah yang mengerem keinginan untuk mengoptimalkan kebutuhan sehingga tidak membuang-buang fungsi ruang.

Harga

Buat yang punya dana langsung, beli tunai atau cash keras bisa menjadi pilihan. Namun untuk yang harus mencicil, harus dipertimbangkan bahwa permohonan cicilan oleh bank akan dikabulkan jika jumlah cicilan tidak lebih dari 30% dari jumlah penghasilan. Karena tempat tinggal adalah investasi utama dan aset yang selalu naik, maka pertimbangkan untuk menjadikannya prioritas sehingga tidak mengambil cicilan-cicilan lain yang tidak perlu. Apalagi jangan sampai kena black list dari bank gara-gara pernah terindikasi kredit macet.

Fasilitas

Tinggal di apartemen tidak seperti tinggal di rumah biasa yang memiliki halaman, atau jalan depan untuk berlalu lalang kendaraan. Yang ditemui ketika membuka pintu adalah koridor dengan lebar minimal 1200 mm tempat bertegur sapa dengan penghuni lain. Maka adanya fasilitas-fasilitas ruang temu sosial di apartemen menjadi penting supaya penghuni tidak merasa tinggal sendiri dalam ketinggian. Selain itu, jumlah tempat parkir juga menjadi pertimbangan agar kendaraan yang dimiliki oleh penghuni dapat terjaga dengan baik. Untuk apartemen dengan luas unit di atas 50 m2 harus menyediakan satu tempat parkir untuk unitnya.

Safety

Sangat mutlak untuk hunian vertikal seperti ini untuk memperhatikan masalah keselamatan penghuninya. Keterjangkauan shaft safety yang berisi lift barang yang berfungsi sebagai fire lift dan tangga kebakaran dengan jarak 25 m beserta pressurized air di dalamnya tidak bisa ditawar lagi. Periksa juga keamanan material-material yang digunakan serta keamanan-keamanan pagar pada tepian. Selain itu, untuk bangunan di atas 24 lantai harus mengadakan refugee floor, yaitu ruang seluas satu lantai bangunan sebagai tempat penyelamatan sementara apabila terjadi suatu bencana yang mengakibatkan penghuninya harus melakukan penyelamatan. Pada kondisi biasa, refugee floor ini tidak diperkenankan untuk menjadi ruangan tertutup, sehingga bisa dimanfaatkan sebagai area istirahat atau interaksi sosial.

Pengembang

Membeli hunian tidak seperti membeli rumah, karena kalau rumah bisa dibangun satu-satu dan dihuni langsung, sementara kalau apartemen harus jadi secara keseluruhan, baru bisa digunakan. Karenanya pengembang dan kontraktor yang terpercaya harus menjadi pertimbangan untuk membeli apartemen yang akan selesai tepat waktu dan bisa dipergunakan sebagaimana mestinya. Pengembang juga harus punya reputasi menepati seluruh janji spesifikasi maupun fasilitas yang ditawarkan, sehingga calon penghuni merasa yakin tentang pilihannya di situ.

Konstruksi dan waktu pembangunan

Kadang-kadang ada hal-hal yang tidak terduga yang mengganggu jadwal hand-over kepada calon penghuni yang berkaitan dengan konstruksi. Perlu diperhatikan waktu pembangunan apabila akan segera dipergunakan, dan bisa di-spare hingga tiga bulan atau lebih apabila terjadi kemunduran jadwal serah terima dari pengembang. Nah, perlu hati-hati juga karena tidak sedikit kasus apartemen yang tidak sampai finish, akibatnya ratusan calon penghuni kecewa.

Selain itu, sebagai arsitek dan mempelajari tentang peruntukan lahan, maka aku juga akan melihat bagaimana seharusnya lahan itu berfungsi sesuai Rencana Umum Tata Ruang dan Rencana Tata Ruang Wilayah. Untuk wilayah DKI Jakarta, ada data peruntukan yang dikeluarkan oleh Dinas Tata Kota. Apartemen seharusnya berada dalam zona W (wisma) dengan lokasi peruntukan yang benar akan menghindarkan dari sengketa kelak mengenai penyalahgunaan lahan. Juga perlu diperhatikan luas bukaan hijaunya apakah sudah memenuhi Koefisien Dasar Bangunan sehingga hunian vertikal ini memang mendukung lingkungan tempat ia berdiri.

Permata Hijau Suites

Beberapa waktu yang lalu aku berkunjung ke lokasi pembangunan Permata Hijau Suites yang berlokasi di Jl Raya Kebayoran Lama, tak jauh dari kawasan Kebayoran yang sering kulewati. Setelah dilihat-lihat juga, ternyata lokasi ini juga nggak jauh dari stasiun Palmerah serta kawasan Senayan yang keren sebagai tempat berkumpul after hours. Semacam lokasi yang pas untuk beristirahat usai menunaikan tugas di Jakarta. #NyataDekatnya banget dari tempat-tempat nongkrong maupun untuk berolah raga.

Dari segi aksesabilitas, Permata Hijau Suites ini cukup mudah dijangkau dari halte Transjakarta TransJakarta koridor XIII, Koridor 8 jurusan Lebak Bulus – Gajah Mada. Kalau di kemudian hari LRT menjadi tren, nggak jauh juga dari pengembangan LRT Koridor I Kebayoran Lama – Kelapa Gading dan Koridor VII Kemayoran – Bandara Soekarno Hatta. Jadi kalau malas menggunakan kendaraan pribadi, bisa lari-lari kecil dan menggunakan transportasi umum yang cukup nyaman dan terjangkau.

Tidak seperti kompleks apartemen lain yang besar, Permata Hijau Suites ini hanya terdiri dari dua tower yaitu Ebony sebanyak 320 unit dan Ivory sebanyak 329 unit dengan tinggi totalnya 36 lantai. Tidak cuma unit apartemen saja, di bagian bawah terdapat empat lantai podium yang menampung berbagai fasilitas seperti Club Lounge, Fitness dan aneka kegiatan asyik buat penghuninya. Ditambah lagi bakal ada fasilitas kolam renang yang panjang untuk berolahraga setiap hari yang berdekatan dengan kolam anak dan jacuzzi lengkap dengan pool decknya.

 

Dengan tiap lantai tower hanya 10 unit dan pilihan unit 1 kamar tidur (40,86 m2), 2 kamar tidur (60,29 m2) dan 3 kamar tidur (91,69 m2), masalah safety juga diperhatikan di sini. Tiap tower dilengkapi dengan satu core berisi lengkap lift service dan tangga kebakaran lengkap dengan pressurize fan dan smoke free lobby. Gunanya apabila ada keadaan darurat asap tidak akan masuk ke  smoke free lobby ini sehingga penghuni akan aman. Apalagi ditambah dengan adanya refugee floor di lantai 16 sebagai tempat beristirahat sementara.

Untuk interiornya sendiri, tiap unit akan dilengkapi dengan lantai marmer dan meja dapur sehingga penghuni tinggal membawa perabotannya dan menata sesuai dengan keinginannya. Bisa model minimalis, atau klasik sesuai seleranya sendiri. Bahkan bisa juga menggabungkan beberapa unit apartemen menjadi satu apabila membutuhkan ruang yang lebih banyak.

Hmm, jadi pilih landed house atau apartemen ya? Kalau kebutuhan ruang sudah tercukupi di apartemen, daripada membeli landed house dengan harga berlipat-lipat, rasanya Permata Hijau Suites bisa menjadi pilihan, sehingga tinggal di pusat kota bukan lagi impian. Atau kamu mau juga ikut tinggal di sini, bolehlah kontak saya atau klik tautan di bawah.

Pada tanggal 28 Oktober 2017 yang lalu, PT Palmerindo Properti, konsorsium pengembang Pulauintan Development, Terry Palmer dan Ateja Group menandatangani nota penunjukan PT Pulauintan Bajaperkasa Konstruksi sebagai kontraktor utama pembangunan apartemen eksklusif Permata Hijau Suites. Hingga kini, progress pembangunan pondasi, telah rampung. Ke depannya, Pulauintan Bajaperkasa bertanggung jawab terhadap semua proses konstruksi dengan kualitas terjaga hingga kedua menara. Rencananya, serah terima unit sekitar Kuartal IV 2019 dan bekerjasama dengan Jones Lang LaSalle (JLL) sebagai Manajemen Properti dan Bank BTN, MayBank, Bank OUB untuk program KPA.

sumber