Rahasia Sukses Bisnis Kuliner Tamarind and Lime

Di saat bisnis food and beverage (F&B) ‘tiarap’ selama masa pandemi, Tamarind and Lime, Senopati, Jakarta Selatan justru ramai pengunjung. Padahal restoran yang mengusung konsep distro and bar ini belum setahun berdiri. Apa rahasianya?

Belum lama ini, youtuber property, Ruby Herman ngobrol santai dengan owner Tamarind and Lime, Erness Shafitri. Ruby berhasil mengulik rahasia sukses Erness membidani Tamarind and Lime dan bisa tetap bertahan selama masa pandemi seperti saat ini. “Padahal persiapan buka Tamarin and Lime cuma 4 bulan lho. Berawal dari sekadar teman nongkrong, teman main, akhirnya kita putuskan buka restoran ini,” cerita Erness saat menjadi narasumber dalam program unggulan EL JOHN TV yakni Indonesia Investment Forum. Cerita ini juga dimuat di channel Youtube Ruby Herman, Youtube Permata Hijau Suites dan Youtube Rahasia Investasi Sukses.

Saat persiapan membuka Tamarind and Lime itulah pandemi merebak. “Apalagi saat itu pandemi makin buruk. Ya udah, kalaupun kita mundur, kita tetap ‘keinjek’ makanya terusin aja. Akhirnya kita buka pertama kali 30 Agustus 2020.”  Tantangan Erness dan kawan-kawan tidak berhenti sampai di situ. Baru saja Tamarind and Lime buka, pemerintah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar  (PSBB). Ia pun harus memutar otak untuk mengubah semua strategi promosi restoran yang menawarkan Asian fussion ini.  “Kita bikin perencanaan yang matang. Kita bikin back plan enggak cuma satu tapi 1,2,3,4,5,” kata Erness penuh semangat.

Buka Lebih pagi

Salah satu strategi yang dijalankan adalah membuka restoran lebih pagi, yaitu pukul 09.00 WIB setiap hari. “Kita gencar promosi untuk mereka-mereka yang butuh tempat meeting di pagi hari. Di weekend, kita bikin promo ‘ramah bersepeda’. Kita kerja sama dengan komunitas-komunitas sepeda. Kita undang mereka ke sini untuk bikin event. Jadi untuk yang suka olahraga lari pagi atau sepeda, kita menyediakan tempat mereka untuk mampir,” kata Erness yang sudah berpengalaman di bidang F&B selama bertahun-tahun ini.

Sementara agar Tamarind and Lime ramai pengunjung di sore dan malam hari, Erness menggelar promosi penjualan minuman.  “Kita punya promo sunset wine, karena di lantai 2 kita punya outdoor yang bisa langsung melihat ke arah sunset. Kita juga bisa menikmati macet cantiknya Jalan Senopati, dimana saat sore banyak profesional muda yang pulang kerja, yang bersepeda, atau lari sore. Jadi kita bisa duduk-duduk di lantai 2 sambil cuci mata,” kata Erness sambil tertawa.

Tamarind and Lime sendiri memang terdiri atas 2 lantai. Lantai bawah untuk no smoking area, outdoor, VIP room, dan mini bar non alkohol. Sementara di lantai 2 terdapat smoking area, bar yang menyediakan berbagai macam minuman. “Karena kita ingin tamu yang ke sini macam-macam ya, bisa datang sama keluarganya atau nongkrong sama teman-temannya,” ujar Erness lagi.

Anak Muda yang Berpengalaman

Nama tamarind and Lime sendiri, kata Erness diambil dari nama bumbu asem jawa dan jeruk nipis. “Karena 2 bumbu itu yang kita sering pakai di hampir semua menu-menu kita,” pungkasnya. Beberapa menu Tamarind and Lime antara lain beef oxtail pho rice noodle soup, Balinese crispy duck, tongseng sultan, salmon naniura. Sementara minumannya (Booster Drinks) antara lain tamarind and lime punch, lemonade fizz, froasted popcorn thai tea.  “Kenapa kita namakan tongseng sultan karena kalau tongseng umumnya kan menggunakan daging kambing. Di sini kita dagingnya menggunakan wagyu beef brisket & bone marrow. Kita juga punya signature nasi sela, seperti nasi jeruk Bali, jadi ada rempah-rempahnya. Karena kita menyediakan Asian fussion, kita padu padankan menu Asia dan Indonesia. Begitu juga minumannya, kita punya minuman yang unik, yaitu froasted popcorn thai tea,” jelas Erness lagi.

Menurutnya, semua menu dan minuman yang tersedia di Tamarind and Lime adalah hasil ngobrol dengan konsultan senior di bidangnya masing-masing. “Untuk team work-nya sendiri gabungan dari beberapa anak muda yang memang sudah bekerja di bidangnya masing-masing cukup lama. Jadi kita bikin yang semuanya anak muda dan orang lokal, termasuk konsultan kami.”

Selain selalu mengikuti tren, Tamarind and Lime juga memberikan beberapa layanan seperti home service dengan minimal pembelian 10 pax, hampers yang berisi menu-menu dari Tamarind and Lime hingga menyediakan minuman dalam bentuk botol 1 liter, hingga bebas ongkos kirim untuk jarak tertentu.

Melihat persaingan bisnis F&B yang semakin ketat kala pandemi, Erness mengaku harus tetap semangat, yakin, dan tetap optimis. “Karena kita harus memberikan positive vibe ke yang lain. Jangan lupa harus strong, tetap belajar, mendengar, mengikuti tren, dan jangan malu bertanya. It’s okay bertanya ke yang lebih muda, yang penting kita terus belajar,” begitu pesan Erness.

Video dan artikel ini juga hadir di channel ELJOHN TV


Part 1

 

Part 2