Setiap zaman melahirkan generasinya masing-masing. Setiap generasi baru yang lahir, punya karakter yang berbeda-beda. Di zaman yang ditandai
dengan perubahan besar-besaran di berbagai bidang karena disrupsi teknologi, maka lahirlah generasi yang menjadikan teknologi sebagai penopang utama dalam hidup. Mereka adalah generasi yang menguasai media dan teknologi. Generasi “pintar”, kritis, terdepan, pengamat dan selalu berbeda, generasi milenial.
Karena “perbedaannya”, generasi milenial menjadi perhatian penting di segala lini sektor. Mereka tidak hanya disorot lantaran punya cara pandang, selera, bahkan gaya hidup yang berbeda dari generasi sebelumnya. Populasi generasi milenial yang besar dan akan terus tumbuh, merupakan faktor lain mengapa milenial dianggap sebagai subjek yang akan terus diperhatikan. Mengutip data Badan Pusat Statistik pada 2018, jumlah generasi milenial berusia 20-35 tahun mencapai 24 persen yaitu setara dengan 63,4 juta dari 179,1 juta jiwa penduduk Indonesia yang masuk dalam golongan usia produktif. Belakangan kondisi ini lebih dikenal dengan istilah bonus demografi. Tidak berlebihan bila generasi milenial ini digadang-gadang sebagai penentu masa depan Indonesia di masa mendatang. Bonus demografi tersebut juga merupakan alasan mengapa kelompok ini dianggap generasi emas. Permata Hijau Suites dengan mengusung semangat “Home for Creators, Smart People and Exquisite Peope” menyadari bahwa untuk masuk ke kelompok milenial harus dimulai dari pemahaman mendalam mengenai karakter dan pola pikir para milenial. Milenial dikenali sebagai generasi yang sangat kritis, pintar, dan pengamat yang baik.
Selain itu, mereka juga sangat mencintai gagasan akan kebebasan waktu. Bagi mereka prestasi tidak harus identik dengan kerja keras semata. “Boleh dibilang….Milenial adalah pendobrak pakem atau sistem baku yang dibuat oleh generasi sebelumnya,” sebut General Manager Marketing Permata Hijau Suites, Ivonne Suwandi. Dari sisi lain, Ivonne juga mengenali generasi ini sebagai mereka yang hidup praktis, sangat gandrung pada gawai dan tren teknologi. Bukan milenial pula namanya, jika tidak berjiwa petualang dan memberi perhatian pada segala sesuatu hal yang baru. “Fun adalah golongan darahnya,” ujar Ivonne menambahkan. Sikap yang unik serta cara milenial memandang kehidupan yang praktis berbeda dari generasi sebelumnya, menjadi tantangan sendiri untuk dapat menghadirkan hunian yang sesuai kebutuhan mereka. Hingga kini, persentase milenial yang sudah mempercayakan investasinya pada
Permata Hijau Suites, mencapai 60%, 30% berasal dari generasi X, dan 5% dari berbagai kelompok. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa Permata Hijau Suites terbukti mampu menjawab kebutuhan kaum milenial dari sisi hunian ideal yang mengutamakan
kebebasan waktu, komunitas kreatif dan gaya hidup praktis. Permata Hijau Suites juga mampu memenuhi emotional needs kaum milenial, terbukti dengan berkumpulnya konsumen yang berasal dari startup, komunitas kreatif, entrepreneur hingga ekspatriat muda. Sebuah kebutuhan mendasar bagi para milenial untuk terus berkembang dan mengusahakan hal-hal baru.
Selain itu, jika dipandang dari kaca mata investasi jangka panjang, Permata Hijau Suites terbukti mampu mendorong para milenial untuk membuat keputusan penting dalam hidup mereka dengan melakukan investasi di dunia properti yang merupakan salah satu bentuk investasi terbaik yang ada di dunia. Walau milenial dianggap generasi yang praktis dan tak ingin terkekang, satu hal yang pasti, milenial tetap manusia yang tidak bisa menampikkan kebutuhan akan tempat tinggal demi memastikan kelangsungan hidup. Ivonne Suwandi punya analogi yang bagus untuk menggambarkan kondisi ini. “Sebebas-bebasnya burung di udara, tetap pulang ke sarangnya,” tutupnya. (DP)