Dunia esok milik mereka yang mampu bertahan dan menyesuaikan diri dengan zaman Jika kamu kebetulan sedang membaca artikel ini, maka kalimat pertama yang harus disampaikan untukmu adalah ‘SELAMAT, kamu adalah survivor, seorang manusia dengan jiwa bertahan yang luar biasa menghadapi segala perubahan, ketidakpastian, ancaman, dan segala tantangan yang mendera. Kamu layak sebagai penghuni dunia masa depan!’
Bayangkan kita sedang berada di semesta film fiksi ilmiah (scie-fi) yang jadi kegemaranmu. Sebuah semesta rekaan yang gigantik di mana terdapat sebuah sistem yang telah diciptakan untuk menguji manusia-manusia yang hidup di dalamnya. Pada sebuah waktu, manusia pada semesta itu sedang disiapkan untuk menghadapi sebuah ancaman terbesar pada zamannya. Di luar rumah, ancaman besar siap mengintai mereka. Namun, mereka juga tidak dibekali dengan peranti-peranti atau senjata yang mampu membuat mereka bisa bertahan. Yang mereka miliki hanyalah diri mereka dan segenap kekuatan pikiran juga raga untuk bisa menangis segala ancaman yang datang. Dan film itu berakhir dengan kisah di mana hanya manusia kuat, manusia terpilih lah tersisa dan melanjutkan hidup.
Tak ubah seperti gambaran itu, kita semua, pernah melalui kehidupan yang berat itu. Badai pandemi tak ubah seperti ancaman yang terjadi pada semesta yang digambarkan tadi. Kita tidak perlu harus terlalu jauh menengok ke belakang tentang betapa berat yang sudah kita lalui sebelum ini. Orang bijak juga selalu mengingatkan kita untuk tidak terpaku menengok ke belakang, dan justru harus menyiapkan diri untuk kembali melangkah. Bersiap menghadapi masa depan jauh lebih baik daripada tertinggal di masa lalu, atau terus meratapi apa yang telah berubah dari hidup kita akibat pandemi.
Dunia tetap tidak berhenti, yang berubah sesudahnya adalah bagaimana aturan baru, cara hidup baru, cara berpikir baru (mindset), dan segala hal yang harus kita sesuaikan dan manfaatkan untuk menyongsong hari baru bersama para penghuni dunia esok. Orang-orang yang disiapkan untuk menghadapi masa depan, The Tomorrow People. The Tomorrow People adalah manusia yang tidak hanya sehat mentalitas dan juga kuat fisiknya, tapi juga memiliki attitude dan DNA yang juga super. Seakan DNA yang mereka miliki memang layak dan disiapkan untuk hidup dengan tantangan zaman di hari esok pula. Seleksi alam bernama new normal yang lahir akibat Covid-19 ini bagai rahim yang telah melahirkan manusia-manusia tangguh yang menembus zamannya. The Tomorrow People adalah orang yang memiliki resiliensi, inovatif, think big, manusia yang tangkas melahirkan solusi kreatif, hidup praktis dan mudah, antusias terhadap teknologi, dan peduli satu sama lain. Mereka adalah ‘tomorrow people with millennial mindset’.
Manusia memang tidak bisa terlepas dari ruang dan waktu. Waktu manusia saat ini adalah “The new normal”. Masa baru yang menutup yesterday made majesty era. Era yang mempersiapkan kita untuk menjadi lebih dari sebelumnya. Cerminan ini terbukti nyata pada Permata Hijau Suites dalam pencapaiannya selama setahun belakang, sebuah sejarah yang penting bagi kami. Permata Hijau Suites telah menjadi penerobos zaman, ia tetap bisa menapakkan kaki pada masamasa yang sulit. Bahkan, dengan bangga harus disebut PHS sebagai satu-satunya apartemen yang melakukan serah terima pada masa new normal, game changer in this new time. Permata Hijau Suites is the game changer, mampu membalikkan keadaan ketika terhimpit di masa sulit, bangkit atas kekuatan sendiri untuk menemukan ide cemerlang dan menyulap keadaan menjadi lebih baik hingga saat ini. Komunitas milenial yang dianggap tidak akan memiliki properti terkumpul dan menjadi sebuah kekuatan baru, the millennial super!
Menyiapkan diri hadapi ‘New Future’ Masa depan baru atau new future akhirnya akan menjadi sesuatu yang tidak terelakkan. Mau tidak mau, cepat atau lambat, kita akan menyongsongnya. Untuk menuju ke sana, ada baiknya the tomorrow people menyiapkan diri mulai dari sekarang. Pengalaman yang lalu, juga telah mengajarkan kita terlalu banyak pesanpesan penting supaya kelak, ketika masa
depan baru itu menjelang, kita lebih sigap menjalaninya.
– Amankan posisimu (grab back your position)
Kadang yang membuat orang seringkali gagal menghadapi perubahan karena ia tidak pernah mempersiapkan dirinya untuk segala perubahan. Resistensi terhadap perubahan membuat kita abai untuk terus bergerak dan hanya tertinggal di zona nyaman; sesuatu yang kita anggap nyaman, padahal
belum tentu posisi yang aman. Tanyakan sekali lagi pada dirimu, apakah posisimu saat ini (entah itu pekerjaan, tempat tinggal, dan lainnya) sudah memiliki kedudukan atau kuda-kuda yang kuat untuk menghadapi segala ancaman yang datang? Seorang The Tomorrow People sudah memastikan tempatnya di masa depan.
– Pastikan aman dan terkendali (Make it Settle)
The Tomorrow People juga terlatih untuk membuat dirinya merasa aman di segala situasi, kondisi, dan zaman. Karena dia tahu hidupnya tidak hanya untuk hari ini, maka ia menyiapkan segala hal-hal yang dapat mengganggu stabilitas atau kelancaran hidupnya di masa depan dari sekarang. Sebagai contoh, mereka sudah menyiapkan asuransi kesehatan yang memadai, atau bahkan dana darurat dengan perhitungan yang matang. Sehingga The Tomorrow People tetap aman terkendali jika terjadi sesuatu di masa depan yang tidak pernah mereka prediksi.
– Kuasai dan pimpin pasar (Conquer & leadthe market)
Kepekaan dalam membaca situasi juga melahirkan sistem kerja otak yang terlatih dalam menangkap peluang. The Tomorrow People juga cermat dalam melihat pergerakan menuju new future itu. Sehingga adaptasi perlahan pun terjadi, migrasi pun mulai dilakukan ke arah digital. Lihat saat ini banyak pengusaha yang sudah shifting dari cara pikir konvensional dan tradisional. Layanan hiburan digital misalnya, seperti jamur di musim hujan belakangan ini, sebab the tomorrow people paham bahwa saat ini orang tetap dapat menyaksikan pertunjukan konser hanya dari rumah saja. Inilah yang akan menuntun mereka untuk bisa menguasai dan dan memimpin pasar.
Sang penerobos zaman itu tidak akan mungkin pernah berjalan sendiri. Ia bagai sekawanan burung yang membentuk cara hidupnya, dan menentukan sarang seperti apa yang akan mereka diami, demi mereka berlindung dari segala bentuk ancaman dan belenggu dunia yang bisa mengancam eksistensi mereka. The tomorrow people adalah mereka yang memang mempersiapkan hari esok, bahkan mereka sudah berpikir melampaui zamannya, mereka mampu berpikir jauh ke depan. Mereka juga tidak terlalu sibuk memikirkan kejayaan kemarin, cukup sebagai sebuah torehan sejarah atau terpatri di kepala sebagai sebuah ingatan, lalu mereka mulai hidup di masa kini dan mempersiapkan hari esok. Yang menarik dari tomorrow people adalah mereka mampu “menciptakan” sendiri masa depan yang mereka inginkan. Mereka juga memilih dengan siapa mereka melangkah di masa depan. Mereka tahu betul, lingkungan yang mereka huni adalah lingkungan yang membentuk mereka. Apakah bersama orang-orang yang memiliki resiliensi yang sama, dan yang bermental baja?
Satu pertanyaan akhir, sudahkah kita berpikir tentang di mana kita tinggal besok, dan apakah kamu adalah salah satu orang yang menjadi penghuni dunia esok? (DP/ Ivonne Suwandi)