Apakah parenting yang Anda terapkan sudah ideal selama masa pandemi?
Sebagian besar orangtua harus berjibaku dengan tuntutan bekerja dari rumah sembari menemani anak yang belajar dari rumah. Tak jarang, ketegangan meningkat selama masa pandemi. Kondisi ini tak selamanya terlihat sebagai konflik baru, sebab masa pandemi yang memaksa semua anggota keluarga lebih lama berada di rumah, bisa menjadi kesempatan berharga untuk menciptakan ikatan bounding yang lebih kuat antara anak dan orangtua. Tentunya ikatan ini memiliki dampak jangka panjang yang positif bagi anak. Dalam menghadapi tantangan yang silih berganti, orangtua dituntut untuk selalu berpikiran positif.
Orangtua harus selesai dulu dengan emosinya, agar emosi negatif tidak tersalurkan dengan cara yang tidak tepat. Bagaimanapun, anak akan selalu membutuhkan arahan dan support. Dan, bagi anak, orangtua adalah role model terdekat yang selalu menjadi panutan mereka. Bagaimana menjelaskan kepada anak mengenai kondisi pandemi ini? Orangtua harus membangun sebuah “shared understanding” kepada anggota keluarga tentang kondisi pandemi. Ketika menjelaskan juga menyesuaikan dengan usia anak dan kondisi psikologis anak saat kondisi relaks. Anak-anak misalnya, mereka membutuhkan penjelasan yang memadai tentang higienitas seperti mencuci tangan sesuai protokol kesehatan, memperhatikan etika batuk seperti menutup mulut dan hidung dengan siku, serta menghindari untuk menyentuh wajah dengan tangan.
Aktivitas mencuci tangan juga dibuat lebih menyenangkan. Selain itu, setidaknya mencuci tangan dengan sabun di bawah kucuran air ini perlu dilakukan dengan waktu yang cukup, paling tidak selama 20 detik.Selain itu menggunakan masker saat bepergian ke luar rumah juga tak kalah pentingnya. Sebab menggunakan masker juga menunjukkan kita peduli pada orang di sekitar kita seperti kakek dan nenek, dan juga bentuk kepedulian kita pada kesehatan diri sendiri. Meski terkadang anak sudah memperoleh informasi ini dari media sosial, tapi tak ada salahnya untuk tetap menyampaikan informasi protokol kesehatan ini tanpa dibayangi rasa takut. Katakanlah sebagaimana adanya.
Dan selalu ingatkan anak untuk menjaga nutrisi makanan dan istirahat yang cukup untuk menjaga imunitas tubuh. Tak kalah pentingnya adalah berbicara mengenai kondisi emosional. Katakanlah kepada anak bahwa perasaan sedih dan bosan adalah hal yang wajar dan normal, sebab mereka tak bisa lagi bermain bersama teman-teman mereka di luar ruangan. Karena itu, orangtua harus menyiapkan diri untuk mendengarkan segala keluh kesah anak. Agar anak tidak merasa bosan dengan aktivitas belajar dari rumah, beri mereka kesempatan untuk melakukan selingan atau jeda yang dapat membuat anak merasa
lebih baik.
Bagaimana membuat kondisi belajar di rumah menyenangkan? Meski belajar dari rumah sudah jadi keharusan di kondisi saat ini, tak berarti kondisi belajar dari rumah tidak bisa dibuat nyaman dan menyenangkan. EtonHouse Education Group memiliki lima tips untuk menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan selama di rumah untuk anak.
1. Get Organised
Lingkungan dan suasana belajar di rumah sudah seharusnya nyaman dan rapi. Salah satu caranya adalah dengan menata perlengkapan dan alat tulis agar memudahkan anak untuk mencari kebutuhan mereka. Pastikan juga meja belajar bersih dan memudahkan anak untuk mencari peralatan yang mereka butuhkan.
2. Include Items of Interest
Untuk memancing mood baik anak, tidak ada salahnya untuk meletakkan tokoh superhero atau poster video game favorit mereka. Ini akan jadi motivasi bagi anak untuk belajar lebih baik.
3. Comfort is Key
Selayaknya orang dewasa, anak-anak juga membutuhkan lingkungan belajar yang nyaman dan menyenangkan. Karena itu, kursi dan meja yang tinggi yang ideal akan membuat mereka lebih nyaman selama mengikuti belajar online.
4. Be Flexible
Ruangan belajar sebaiknya lebih fleksibel sehingga furnitur dapat dipindahkan dengan mudah. Sekali waktu mereka ingin mengganti kursi atau ingin duduk di kursi favorit mereka, atau bahkan duduk di atas bean bag yang lebih nyaman. Selain itu waktu belajar juga dibuat fleksibel agar anak belajar pada waktu yang tepat sehingga mereka dapat menyelesaikannya dengan lebih baik. Terkadang, gangguan seperti adik yang paling kecil yang lebih berisik bisa mengganggu konsentrasi anak untuk menyelesaikan tugas yang rumit seperti matematika.
5. Involve Your Child
Libatkan anak untuk menciptakan ruang belajar yang membuatnya nyaman. Hal ini akan membuat anak merasa memiliki ruang belajarnya, dan bertanggung jawab untuk membuat ruang itu rapi. Anak-anak juga dapat dilibatkan ketika memilih tema saat mendesain ruang belajar mereka.
Setting a structure
Buatlah jadwal untuk setiap anggota keluarga di rumah, meski jadwal itu bisa berlaku fleksibel. Jika anak sudah cukup usia, mereka dapat menyusun sendiri daftar kegiatan harian mereka. Siapkan juga hadiah kecil ketika mereka berhasil menyelesaikan jadwal harian mereka dengan baik dan tepat waktu. Agar masa belajar dari rumah ini tak terkesan sebagai libur panjang, tetap atur dan awasi waktu tidur dan waktu makan anak agar mereka tetap disiplin.
Lakukan Aktivitas Bersama Anak
Kesempatan untuk lebih lama bersama anak dimanfaatkan untuk melakukan kegiatan yang dapat memperat hubungan dengan anak seperti memasak bersama, berkebun, membaca, menonton film, atau menemani anak mengerjakan tugas sekolah. Ketika melakukan sebuah kegiatan tertentu, ajak juga anak untuk melakukan hal yang mereka bisa. Seperti, membantu orangtua mencuci sayuran ketika memasak bersama di dapur atau menyiapkan meja makan. Anak yang usianya lebih dewasa bisa membantu menyiapkan ruang tamu untuk acara menonton film bersama. Ketika kondisi relaks semacam ini, juga saat yang tepat untuk berbagi informasi mengenai kondisi pandemi kepada anak agar mereka lebih sadar untuk selalu melindungi diri mereka dari paparan virus.
Tetap Tenang dan Kelola Stres
Sebelum bersinggungan dengan anak, orangtua harus mampu untuk lebih peduli pada dirinya terlebih dahulu sebelum merawat anak. Termasuk mau menerima kekurangan yang ada dalam diri mereka. Tapi yang terpenting, selalu lakukan yang terbaik. Sebagai orangtua kita dituntut untuk menyiasati segala kondisi yang tak pasti ini. Bagaimanapun orangtua juga membutuhkan extra love dari orang di sekitar mereka. (*)