Millennial’s SweetHeart

Ketika dunia ada dalam genggaman milenial, dengan aturan barunya maka dibuat. Aturan main lama yang sudah usang, perlahan digeser dan tidak dipakai lagi. Salah satunya soal pekerjaan, milenial tak lagi menganut waktu bekerja 9-to-5 sebagaimana generasi terdahulu.

Bagi milenial, waktu kerja adalah hal yang fleksibel dan bebas. Pekerjaan yang mereka jalani juga bukan didorong oleh materi, melainkan tentang passion dan happiness. Konsep bekerja dari kantor juga sudah ditinggalkan, berganti dengan sebuah budaya baru bekerja di tempat yang lebih segar, praktis, dan nyaman. Kebanyakan milenial lebih memilih bekerja dari rumah agak waktu mereka lebih efektif dan efisien. Tunggu, itu baru satu hal saja. Masih terlalu banyak perubahan dalam berbagai hal, entah itu tentang produk, layanan, industri, dan perilaku yang telah berubah di tangan milenial.

Pakar pemasaran Yuswohadi pernah merangkum setidaknya 50 hal yang telah dibunuh oleh milenial. Dalam buku berjudul “Millennials Kill Everything”, tergambarkan betapa milenial adalah generasi yang mendambakan kemudahan, kepraktisan, dan yang pasti relevan dengan gaya hidup mereka. Dulu, produk ditawarkan satu arah melalui media konvensional. Sekarang, kita melihat promosi produk yang dilakukan secara digital oleh influencer di media sosial yang dijadikan rujukan oleh milenial. Jika generasi sebelum mereka lebih gemar mengoleksi sebuah barang, sedangkan milenial lebih senang membeli pengalaman. Hobi mengoleksi rumah, mobil, moge, berlian, bergeser dengan gaya hidup yang memuja pengalaman; liburan, menonton konser musik, atau sekadar santai di kafe.

Lima puluh daftar yang pernah ditulis Yuswohadi, bersumber idenya dari sebuah artikel yang pernah dirilis oleh mashable.com pada medio 2017 silam. Artikel yang berjudul “RIP: Here are 70 Things Millenials Have Killed” itu setidaknya berusaha mencatat perubahan dunia di tangan anak muda. Sebut saja dari cara berpakaian, pandangan soal pernikahan, termasuk juga ide tentang cara bekerja. “Judgement dunia, anak muda nggak suka properti, sukanya killing. Semuanya dirombak,” ujar General Manager Marketing Permata Hijau Suites, Ivonne Suwandi. Rules tentang hidup yang berubah, pola pikir (mindset) yang berbeda dengan generasi terdahulu, serta pilihan dan keputusan hidup yang juga berbeda.

Alih-alih menentang, cara terbaik untuk memahami kebutuhan milenial ini tentu saja dengan berusaha masuk ke zamannya.

“Untuk masuk ke mereka, kita harus menyatukan pemikiran, minimal satu frekuensi,” tambah Ivonne.

Di industri properti, pasar milenial khususnya kelas A hampir-hampir menjadi ceruk pasar yang terbaikan. Kehadiran mereka nyaris tak terlihat. Jarang sekali industri menempatkan diri pada keinginan dan kebutuhan anak muda, atau setidaknya berusaha masuk ke dunia dalam pikiran mereka. Padahal, saat ini, kita tahu milenial adalah pemegang kendali. Sebagian besar mereka ada yang kuliah di luar negeri. Dalam amatan Ivonne, generasi ini juga terbilang mandiri dan sudah tidak mau tinggal bersama orangtua mereka. Selain itu, yang tak kalah penting, mereka sudah memiliki taste yang berbeda.

Taste yang mereka miliki ini pula memunculkan standar dan cara menghargai material tertentu. Karena itu pula, setiap hal yang mereka pilih harus kategori premium, meski tetap memilih yang terjangkau. Permata Hijau Suites pun sudah memahami keinginan ini. Untuk masuk ke frekuensi milenial ini, produk yang dihadirkan dan ditawarkan kualitas material premium. Begitu datang, orang akan disambut oleh grocery, lobi retail, dan grand lobby. Selain itu juga ada daycare & international preschool, retail area. Sebagian besar fasilitas yang tersedia juga menggunakan marmer.

Fasilitas di lantai dua misalnya, sebut saja; spa, sauna, jacuzzi, massage room, aerobic room, gym & fitness center, club lounge, private dining hall, library, dan game room. Sedangkan untuk fasilitas outdoor di lantai ground, kita akan bertemu jogging track, children playground, skateboard, outdoor fitness area, dan outdoor reflexology path. Di lantai dua, kita akan menemukan aquatic gym pool, aquatic reflexolgy path, whirlpool, yoga & pilates area.

Adapun fasilitas leisure lainnya antara lain infinity pool, kiddies pool, leisure pool, ladies pool, cabana, hanging cabana, gazebo, fish pound, dan cactus mini garden. Di fasilitas utama ini pula akan sangat mungkin terjalinnya koneksi dari generasi usia produktif membentuk super connection. Mereka adalah diplomat dan diaspora Indonesia yang berasal dari 14 negara penugasan. Sedangkan warga negara asing berasal dari 12 negara yaitu Perancis, Jerman, Inggris, Serbia, Rusia, Spanyol, Italia, Belanda, Amerika, Australia, Turki, dan Jepang.

Tak hanya itu, profesional muda, milenial kreatif yang juga bekerja di 5 besar start-up unicorn Indonesia. Berkumpulnya orangorang terpilih ini di satu lingkungan, akan menghadirkan sebuah ekosistem kreatif baru. “Buka pintu, bisa bertemu dengan orang dari 21 negara penempatan. Inilah super connection,” tambah Ivonne Suwandi. Kemudahan dari cara bayar dan harga yang ditawarkan menjadi daya tarik lain. Jika belakangan istilah ODP dikenal sebagai Orang Dalam Pemantauan, Permata Hijau Suites memiliki ODP tersendiri yang merupakan singkatan dari Best Offer, Best Deal, dan Best Price.

Sedangkan kemudahan cara bayar sangat memudahkan milenial dengan bunga yang sangat akrab, lewat KPA Easy Start dan Instant Approval dengan menyiapkan DP KPA 50 persen. Tak lupa terobosan terbaru yaitu KPA untuk WNA atau ekspatriat. Dengan segala keunggulan ini, Permata Hijau Suites dapat dengan mudah merebut perhatian anak muda. (DP)

Download Newsletter Desember 2020